JEJAKNARASI.ID, JAKARTA – Keputusan Universitas Indonesia (UI) menganulir gelar dan disertasi Bahlil Lahaladia dianggap sudah tepat. Pasalnya, jika tidak akan berisiko bagi perguruan tinggi di Indonesia, apalagi UI yang merupakan salah satu kampus ternama dan memiliki reputasi yang di akui di Asia bahkan di dunia.
Bukan hanya itu, DPR pun turut mengkritisi gelar doktor Bahlil yang menurut DPR ini menciderai sistem pendidikan Indonesia.
Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, peneliti American Global University (AGU), Dr Jerry Massie, ikut mengomentari terkait disertasi Bahlil yang tengah menjadi sorotan Publik.
Menurutnya sangat ajaib jika Bahlil bisa diterima UI yang memiliki klasifikasi pendidikan minimal cumlaude.
“Saya kira disertasinya itu bukan buatannya atau tak dikerjakan Bahlil. Satu contoh yang ajaib IPK Bahlil 2,7 mana mungkin mau diterima UI yang punya klasifikasi pendidikan minimal cumlaude atau IPK 3,5- 4.” Ungkap Jerry.
“Saya kira kemampuan otak yang katanya mantan sopir angkot atau mikrolet ini tak pantas menyandang gelar doktor di UI yang sudah melahirkan lulusan ternama dan terbaik seperti mantan Preaisen ke-3 mendiang Prof DR BJ Habibie, Menteri Keuangan DR Sri Mulyani, Prof DR Emil Salim, Prof DR (alm) Widjojo Nitisastro, Prof DR (Alm) Ali Whardana dan sebagainya.” Sambungnya, dikutip dari terasistana.com, Rabu (05/03/2025).
Menurut Jerry, Bahlil pikir dengan jabatan Menteri ESDM maka otomatis dia bisa meraih gelar doktor dengan mudah atau ada kompensansi.
Ia menambahkan, dari tahun akademik saja sudah keliru. Belum lagi kemampuan bahasa asingnya (bahasa Inggris) kacau balau baru ijasah S1 dan S2 diduga tak terdaftar dipangkalan DIKTI.
“Ada banyak pelanggaran akademik maka dewan guru besar UI sangat profesional dalam menangani kasus Bahlil, ” pungkas Jerry.
“Barangkali kalau Jokowi masih presiden saya pastikan gelar Bahlil tak akan dibekukan atau disertasinya aman walau scopus-nya aneh dan dipublikasikan pun dijurnal yang aneh juga, ” tambahnya.
Lebih lanjut, jerry menilai pihaknya sebagai dosen yang pernah mengajar di sejumlah kampus maka dia meyakini Bahlil tak akan mampu menulis disertasi selain copy paste tulisan orang. Kata Jerry, untuk Tesis (S2) saja barangkali dia tak mampu menulisnya apalagi disertasi.
“Sudah Bahlil, Presiden Prabowo saja tak ada embel-embel doktor padahal dia orang cerdas dan kuliah disejumlah kampus ternama di luar negeri, ” tutur Jerry.
“Kredibilitas kampus UI dipertaruhkan dengan kasus Bahlil ini. Tapi baguslah UI mengedepankan aspek Tut Wuri Handayani dan juga sisi profesinalitas dan kredibilitas perguruan tinggi dijaga, ” tutupnya.