JEJAK.NARASI.ID. JAKARTA – Mata uang rupiah di perdagangan hari ini diprediksi akan menguat terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (USA). Hal ini terlihat pada penutupan Senin (17/2/2025) diakhiri dengan kenaikan 0,014 persen.
Dilansir dari laman BLoomerg Rupiah berada di level Rp16.228 per dolar AS. Sementara pada kurs rupiah Jakarta Interbank Spotify Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,47 persen dengan level harga Rp16.208 per dolar AS.
Seperti yang dijelaskan pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi saat ini para pedagang sangat berhati -hati di tengah kekhawatiran perang dagang dan pasokan. Pasalnya pengumuman tarif dagang AS telah menghidupkan kembali kekhawatiran akan perang dagang global yang dapat meredam pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak mentah.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna membahas penghentian perang Ukraina.
“Trump menekankan upayanya untuk perdamaian dan keyakinan bahwa kedua pemimpin ingin menghentikan pertempuran,” ujar Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Selasa,(18/2/2025).
Ibrahim menyampaikan pada minggu ini, pasar keuangan bersiap untuk memantau dengan saksama serangkaian pidato dari pejabat Federal Reserve, dimulai dengan anggota Komite Pasar Terbuka Federal Patrick Harker dan Michelle Bowman.
“Wawasan mereka sangat diantisipasi menyusul data inflasi beragam minggu lalu, yang mengungkapkan peningkatan tahunan sebesar 3 persen dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari, sedikit di atas tingkat 2,9 persen bulan sebelumnya,” ujarnya.
Menurut Ibrahim kenaikan inflasi yang tidak terduga telah semakin meredam ekspektasi pemotongan suku bunga jangka pendek.
Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang Januari 2025, neraca perdagangan Indonesia surplus 3,45 miliar dolar AS, lebih tinggi 1,21 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi 1,45 miliar dolar AS dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, Indonesia sudah mengalami surplus neraca perdagangan selama 57 bulan berturut-turut sejak Desember 2020.
Untuk nilai ekspor Indonesia pada periode Januari 2025 tercatat senilai 21,45 milliar dolar AS atau turun 8,56 persen dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 23,46 miliar dolar AS. Sedangkan secara year on year (yoy) ekspor Indonesia naik 4,65 persen dibanding bulan Januari 2024 sebesar 20,49 miliar dolar AS.
Selain itu, jika dilihat secara tahunan, ekspor migas turun dari 1,06 miliar dolar AS pada Januari 2024 menjadi 1,40 miliar dolar AS di Januari 2025. Kemudian nilai ekspor non migas secara tahunan tercatat naik dari 20,40 milliar dolar AS di Januari 2024 menjadi 19,10 miliar dolar AS di Januari 2025.
Nilai impor Indonesia pada Januari 2025 mencapai 18 miliar dolar AS atau turun 15,18 persen dibanding Desember 2024 yang bercatat 21.22 miliar dolar AS. Sedangkan jika dibandingkan Januari 2024, kinerja Impor bulan ini tercatat turun sebesar 2,57 persen.
Secara yoy, impor migas turun dari 2.70 miliar dolar AS pada Januari 2024 menjadi 2,48 miliar dolar AS peda Januari 2025. Sementara impor non migas secara yoy turun dari 15.80 miliar dolar AS pada Januari 2024 menjadi 15.52 miliar dolar AS pada Januari 2025.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 18 Februari 2025 dalam tentang harga Rp16.180-Rp16.230 per dolar AS.**