JEJAKNARASI.ID, JAKARTA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI di Karachi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), serta International Creatives Exchange (ICE) menggelar Indonesia – Pakistan Economic Networking Forum 2025 di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40.
Forum ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan dagang dan investasi antara Indonesia dan Pakistan yang tahun ini merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Sekitar 150 peserta hadir dalam acara tersebut, termasuk pejabat pemerintah,pelaku usaha,serta perwakilan asosiasi dagang dari kedua negara.
Duta Besar Indonesia untuk Pakistan, Letjen TNI (Purn.) Chandra Warsenanto Sukotjo, M.Sc., menegaskan bahwa hubungan ekonomi kedua negara terus menunjukkan ketahanan di tengah tantangan global. “Dari Januari hingga Juli 2025, ekspor Indonesia ke Pakistan mencapai USD 2,16 miliar, naik 21,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun potensi kerja sama masih jauh lebih besar dari itu,” ujar Dubes RI Chandra, dalam keterangan tertulis, pada Sabtu (18/10/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya memperluas kolaborasi ke sektor farmasi, industri halal, energi terbarukan,ekonomi digital, dan teknologi pertanian. “Perdagangan bukan sekadar pertukaran barang, tetapi kepercayaan; investasi bukan hanya soal modal, tetapi komitmen,” tambahnya.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional,Bernardino M. Vega, mendorong kerja sama yang lebih kreatif dan berorientasi nilai tambah. “Indonesia dan Pakistan memiliki modal besar: populasi Muslim terbesar di dunia, kreativitas, dan semangat kolaborasi. Kita perlu melangkah beyond trade numbers,” katanya.
Sementara Naseem Rashed, Minister Perdagangan dan Investasi Kedubes Pakistan di Jakarta,menegaskan komitmen negaranya untuk memperluas kolaborasi bisnis langsung antar pelaku usaha kedua negara (B2B engagement).
Dua sesi panel diskusi juga digelar. Panel pertama membahas peluang perdagangan dan akses pasar, termasuk rencana peningkatan Preferential Trade Agreement (PTA) menjadi Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement (IP-TIGA). Panel kedua menyoroti peluang investasi di sektor energi, farmasi, dan industri halal.
Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri RI,Ricky Eka Virgana Ichsan,menyebut perdagangan kedua negara telah tumbuh 154,9 persen sejak 2012. “Langkah menuju FTA akan memperkuat struktur ekonomi yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Dari sektor investasi, Muhammad Iqbal dari BKPM memaparkan bahwa realisasi investasi semester I 2025 mencapai Rp942,9 triliun atau 49,5 persen dari target tahunan,dengan Pakistan menjadi investor terbesar ketiga di Asia Selatan di Indonesia senilai USD 36,6 juta pada 1.742 proyek.
Forum ini juga menjadi ajang peluncuran dua buku yang menandai 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara, serta penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU) antara International Creatives Exchange (ICE) dan Gwadar Chamber of Commerce and Industry,serta antara Harmann Pharmaceutical (Pakistan) dan PT Ultra Sakti (Indonesia).
“Kerja sama Indonesia dan Pakistan bukan sekadar hubungan ekonomi, tetapi perjalanan membangun masa depan bersama-two friends, one spirit,” pungkas Dubes RI Chandra.
Acara ditutup dengan seruan memperkuat kemitraan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (/red)