Jejaknarasi.id, Tangerang – Sebanyak 43 finalis resmi terpilih dalam ajang Pemilihan Putra Putri Budaya Banten 2025 untuk mewakili daerahnya masing-masing di provinsi Banten.
Para finalis tersebut telah memulai masa pra-karantina sebagai bagian dari proses persiapan menuju masa karantina utama.
Kegiatan perdana diawali dengan Sashing Ceremony, sebuah prosesi penyematan selempang resmi yang menandai dimulainya masa pra-karantina.
Acara yang berlangsung di Gedung Kesenian, Kota Tangerang (10/05/2025) ini menjadi simbol awal perjuangan para finalis dalam mengemban amanah sebagaiduta budaya Banten.
Penyematan selempang atau “sash” bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga bentuk penghormatan dan simbol komitmen finalis dalam membawa nama daerahnya dengan bangga.
Sashing Ceremony merupakan bagian dari rangkaian seleksi dan pembekalan yang telah disusun panitia. Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan para finalis kepada publik sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter, tanggung jawab, dan integritas yang harus dimiliki oleh seorang duta budaya.

Sashing Ceremony Putra Putri Budaya Banten 2025 (Foto: Istimewa)
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana, Hilal Habibie, yang menyampaikan harapannya terhadap peran generasi muda dalam melestarikan budaya daerah.
“Putra Putri Budaya Banten bukan sekadar ajang kecantikan atau ketampanan, tetapi tempat untuk mencetak pemuda/i yang mampu membawa budaya lokal ke panggung nasional, bahkan internasional,” ucap Hilal Habibie.
Puncak acara ditandai dengan penyematan selempang oleh para pemenang Putra Putri Budaya Banten 2024 kepada para finalis 2025.
Dengan penuh semangat dan kebanggaan, satu per satu finalis maju ke depan untuk menerima selempang kehormatan, yang menandai awal perjalanan mereka sebagai wajah budaya Banten.
Selain seremoni, acara ini juga dilengkapi dengan sesi sharing session yang menghadirkan para alumni pemenang tahun 2024 sebagai narasumber inspiratif.
Mereka membagikan pengalaman selama menjalani peran sebagai duta budaya serta memberikan wawasan mengenai tantangan dan tanggungjawab yang menyertai gelar tersebut.
Doni Afanda, Winner Putra Putri Budaya Banten, menyampaikan bahwa ia sangat antusias kepada para finalis yang sudah pripare.
“Saya sangat antusias sekali kepada para finalis yang sudah pripare. Untuk pesannya, semoga para finalis bisa lebih baik, kemudian bisa menjalankan apa aktivasinya dan bisa terus melestarikan budaya di daerah masing-masing.”
Di tempat yang sama, Ayuningtias, Winner Budaya Banten, juga berbagi kesan bahwa ia merasa sangat senang sudah bertemu para finalis yang sebelumnya hanya bertemu secara daring, tetapi saat ini bisa langsung bertatap muka.
“Seneng banget sudah bertemu dengan finalis yang tadinya hanya bertemu secara online, tapi sekarang bertemu langsung. Untuk pesannya, aku berharap bahwa semua semangat yang ada di hari ini tetap berjalan hingga akhirnya di grand final.”
Acara ini juga menjadi wadah edukatif. Para finalis mendapatkan pembekalan seputar budaya Banten, pelatihan komunikasi publik, kepemimpinan, serta pemahaman terhadap isu sosial dan kearifan lokal.
Selempang yang dikenakan bukan sekadar simbol, melainkan semangat untuk menginspirasi dan memberdayakan masyarakat melalui budaya.
Setelah penyematan dan sesi motivasi, para finalis mengikrarkan sumpah komitmen untuk menjalankan peran mereka sebagai duta budaya dengan penuh integritas dan tanggung jawab.
Di akhir acara, para finalis diberikan pembekalan teknis mengenai masa karantina, kegiatan sosial budaya, penampilan bakat, hingga malam Grand Final yang akan menentukan perjalanan mereka selanjutnya.
Dengan resmi disematkannya selempang, para finalis Putra Putri Budaya Banten 2025 kini melangkah sebagai penjaga dan pelestari budaya Banten untuk generasi yang akan datang.