Ketum Korpri Prof Zudan: ASN Harus Jadi Brand Ambassador Pemerintah
![WhatsApp Image 2025-02-04 at 21.47.32](https://i0.wp.com/jejaknarasi.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-04-at-21.47.32.webp?fit=1024%2C684&ssl=1)
Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN), Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH (Foto : Istimewa)
JEJAKNARASI.ID. JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN), Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH, mengungkapkan bahwa branding positif menjadi kunci utama dalam membangun citra Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, berdedikasi, dan berintegritas.
Dalam Webinar Korpri Menyapa ASN Seri ke-98 yang digelar secara daring pada Senin (4/2/2025), Zudan menekankan bahwa ASN harus mampu berperan sebagai brand ambassador bagi pemerintah dan unit kerja masing-masing.
Dalam paparan yang disiarkan melalui YouTube Channel DPKN, Zudan menyampaikan tiga aspek utama dalam membangun branding ASN, yakni branding institusi, branding produk, dan personal branding. Menurutnya, ASN harus aktif membangun citra positif pemerintah, baik melalui kinerja mereka di dunia nyata maupun di dunia maya.
“ASN harus menjadi brand ambassador yang dapat memperkuat akuntabilitas publik, salah satunya dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi yang benar dan edukatif,” ujarnya.
Zudan menambahkan bahwa dalam membangun branding positif ASN, penting untuk menjaga etika perilaku, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ia menekankan pentingnya ASN untuk menghindari penyebaran hoaks, serta menyebarkan informasi yang akurat dan sesuai dengan tugas dan fungsi mereka.
Misalnya, ASN yang bekerja di bidang kesehatan dapat berbagi informasi mengenai program-program kesehatan yang dijalankan pemerintah, agar masyarakat lebih memahami dan mengapresiasi kebijakan yang diterapkan.
“ASN juga harus memastikan bahwa informasi yang mereka bagikan dapat membantu masyarakat dalam memahami kebijakan pemerintah, bukan justru menambah kebingungannya,” jelasnya.
Zudan juga mengingatkan pentingnya keberadaan ASN yang memiliki integritas tinggi dan berkompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik.
Seiring dengan pentingnya membangun branding positif tersebut, Zudan mengajak seluruh ASN untuk menginternalisasi core values BerAKHLAK, yang terdiri dari nilai-nilai: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Nilai-nilai ini diharapkan dapat membentuk karakter ASN yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai pelayan masyarakat.
Dalam kesempatan ini, Zudan juga menekankan konsep Employer Branding ASN yang mengusung semangat Bangga Melayani Bangsa. Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan kebanggaan dan motivasi ASN dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
“Dengan branding yang kuat, diharapkan kepercayaan publik terhadap ASN dan pemerintah akan semakin meningkat,” katanya.
Webinar Korpri Menyapa ASN Seri ke-98 ini turut mengundang narasumber-narasumber kompeten di bidang branding dan komunikasi.
Salah satunya adalah Akhmad Fauzin, Kepala Biro Humas Kementerian Agama, yang memaparkan strategi branding yang diterapkan di Kementerian Agama.
Fauzin mengungkapkan bahwa Kementerian Agama telah berhasil memanfaKematkan media sosial untuk memperkenalkan kebijakan dan program-program pemerintah kepada masyarakat dengan cara yang menarik dan informatif.
Selain Fauzin, hadir pula Yuswohadi, seorang pakar bisnis dan pemasaran, yang membahas materi mengenai Fokus pada Solusi: Kunci Branding Institusi.
Yuswohadi menjelaskan bahwa sebuah lembaga atau instansi pemerintah perlu memiliki strategi branding yang jelas dan terarah, agar pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat dapat diterima dengan baik.
Branding yang efektif, menurutnya, dapat menciptakan citra positif bagi instansi pemerintah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi publik dalam mendukung program-program pemerintah.
Webinar yang dimoderatori oleh Wandes Gumamven, Duta Korpri dari BMKG, ini diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta melalui Zoom dan telah disaksikan lebih dari 12.000 kali di YouTube hingga berita ini ditulis. **