Menu

Mode Gelap

Nasional

Dana MBG Langsung dari KPPN ke Virtual Account, Kepala BGN Pastikan Tidak Ada Korupsi

badge-check


Ilustrasi MBG ( Foto: Ist) Perbesar

Ilustrasi MBG ( Foto: Ist)

JEJAKNARASI.ID, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan,program Makan Bergizi Gratis (MBG) baik dari pelaksanaan, pelayanan hingga pengawasan tak mungkin ada korupsi. 

Menurutnya, program ungggulan prioritas Presiden Prabowo MBG ini, pihak dari BGN dalam proses pembayaran pengadaan MBG, baik ke dapur sampai ke pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG dilakukan melalui secara virtual account sebagaimana dalam kesepakatan dua pihak antara BGN dan mitra pelaksana. 

“Nggak mungkin ada korupsi di Makan Bergizi Gratis, karena kita sudah bikin virtual account. Virtual account harus ditandatangani oleh berdua, oleh mitra dan oleh Badan Gizi,” jelas Kepala BGN Dadan Hindayana, di Jakarta, pada Selasa (5/8/2028).

“Jadi ada beberapa SPPG yang coba mitranya membuat mark up, itu dalam waktu sebentar saja langsung kita ketahui, dan sudah langsung diaudit oleh BPKP dan harus mengembalikan uangnya,” sambung Dadan. 

Selain itu, Dadan mengungkapkan bahwa dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak disimpan dalam rekening bank BGN, dana tersebut langsung dikirim oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ke virtual account, dengan hal ini maka prosesnya lebih ketat dalam program MBG. 

“Jadi untuk kasus-kasus penyalahgunaan anggaran kecil sekali kemungkinan terjadi pada program Makan Bergizi Gratis, apalagi uang itu tidak disimpan di dalam rekening Badan Gizi tapi dikirim dari KPPN langsung ke virtual account,” ungkap Dadan Hindayana. 

Tak hanya itu, Dadan juga mengakui bahwa program unggulan prioritas Presiden Prabowo, segala hal apapun yang terjadi dalam program MBG ini seperti hal keracunan massal di sejumlah pelajar penerima manfaat MBG, bukan dari penyalahgunaan dana anggaran, tetapi penyebabnya dari proses pemilihan bahan baku dan pengolahan MBG. 

“Jadi kalau Anda semua tanya ke saya ada dua risiko yang paling besar dalam akan berikuti. Satu adalah penyalahgunaan anggaran. Yang kedua adalah keracunan. Jadi kalau jujur saya ditanya saya lebih takut dengan yang kedua,” pungkas Dadan. (eki)

Lainnya

Kelakuan Silfester dibongkar Staff PT RNI Persero, Jabat Komisaris Tapi Jarang Ngantor

18 Agustus 2025 - 22:13 WIB

Pemerintah Ingatkan Pemda dan DPRD Jangan Ambil Keputusan Sepihak Saat Buat Kebijakan

18 Agustus 2025 - 00:05 WIB

Pakaian Adat Nusantara Hiasi Gelaran Peringatan HUT ke-80 RI di Kemensos

17 Agustus 2025 - 13:31 WIB

KPPU Terus Bergerak Awasi Komoditas Beras di Pasar Retail

16 Agustus 2025 - 16:17 WIB

Begini Tanggapan Habib Aboe Bakar Alhabsyi Atas Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo

16 Agustus 2025 - 12:10 WIB

Trending di Nasional