JEJAKNARASI.ID.JAKARTA- Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Arifin mendampingi Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno dalam pembukaan acara Forum Grup Diskusi (FGD) Pemajuan Kebudayaan Betawi yang berlangsung di hotel kawasan Cempaka Putih.
Rano Karno dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan wadah bagi tokoh betawi berkumpul dalam mewujudkan kemajuan budaya betawi.
“Tema besar kegiatan ini adalah Pemajuan Kebudayaan Betawi. Kalau dilihat dari masing-masing kata, kata pemajuan berasal dari kata maju, maju seyogyanya jangan lagi melihat kebelakang, biar yang belakang menjadi kenangan. Sedangkan budaya berasal dari bahasa sansekerta, budi artinya ide dan daya adalah tenaga atau kekuatan. Jadi inti dari kita berkumpul di forum ini untuk memberikan ide serta tenaga untuk memajukan betawi,” ujarnya, Selasa (15/72025).
Rano menambahkan, selama ini pihaknya terus berupaya menyatukan kepentingan di antara tokoh dan organisasi masyarakat Betawi. Namun diakuinya, untuk mengumpulkan dan menyatukan perbedaan kepentingan itu tidaklah mudah.
Menurutnya, Betawi merupakan satu kultur yang paling kaya di Indonesia. Hal itu lantaran Betawi terbentuk dari campuran budaya seiring Jakarta telah menjadi kota bandar dan pusat pemerintahan sejak abad ke-16.
Bukan sebagai kelemahan, Rano justru menilai percampuran inilah yang menjadi kekuatan dan kelebihan Betawi dari kebudayaan masyarakat lainnya di Indonesia.
Sebab itu, dia berharap FGD bisa menghasilkan rekomendasi sehingga jajarannya segera memutus dan menyusun Peraturan Daerah (Perda) terkait lembaga adat masyarakat Betawi.
Rano menilai pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi penting untuk memajukan budaya. Selain itu, penguatan budaya masyarakat inti juga menjadi syarat untuk bisa meraih 50 top kota global.
“Saya berharap mudah-mudahan tahun ini sudah selesai agar tahun depan kita bisa menyusun. Karena komponen dari kegiatan ini pasti bahasanya ada anggaran, ada namanya dana abadi,” jelasnya.
Untuk diketahui, tidak hanya menghadirkan tokoh masyarakat Betawi, kegiatan ini juga mengundang perwakilan dari lembaga adat masyarakat Provinsi Bali, Aceh dan Papua.**