JEJAKNARASI.ID, TANGERANG – Pemeriksaan kesehatan gratis untuk siswa kini digelar secara masif di seluruh Provinsi Banten. Program bertajuk Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah ini resmi dimulai melalui seremoni kick-off yang dihadiri langsung oleh Gubernur Banten, Andra Soni, bersama Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Meutya Hafid. Acara tersebut digelar di SMP Katolik Penabur, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Senin (04/08/2025).
Gubernur Banten, Andra Soni, dalam keterangannya menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi pelajar sebagai upaya preventif untuk mendeteksi potensi gangguan kesehatan sejak dini.
“Seringkali kita baru sadar pentingnya cek kesehatan saat sudah sakit. Melalui program ini, kita bisa temukan dan tangani lebih awal. Ini bentuk komitmen untuk masa depan anak-anak kita,” ucap Andra.
Andra juga memastikan bahwa pelaksanaan CKG sudah berjalan tiga hari sebelum acara resmi kick-off. Dalam rentang waktu singkat tersebut, sebanyak 96.415 siswa telah menjalani pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan mencakup siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK dan SKh, serta anak usia sekolah di luar sistem formal, seperti santri pondok pesantren.
“Kami tidak membatasi kewenangan. Pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan petugas Puskesmas turun langsung. Kolaborasi ini adalah kunci,” tegas Andra, yang turut didampingi Ketua TP PKK Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni.
Menteri Komdigi, Meutya Hafid menyatakan, program CKG Sekolah merupakan salah satu prioritas nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia juga meninjau langsung proses pemeriksaan mata di lokasi, dan menemukan gangguan penglihatan menjadi salah satu masalah dominan di kalangan pelajar.
“Dari 16 juta warga yang sudah cek kesehatan, kini target berikutnya adalah 53 juta siswa dari Sabang sampai Merauke. Kita pastikan tidak ada yang tertinggal,” ucap Meutya.
Meutya menambahkan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada sistem pendataan digital yang terintegrasi. “Kami hadir memastikan komunikasi publik berjalan transparan dan sistem datanya terkoneksi kuat,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, menjelaskan bahwa sebagian besar kondisi siswa masih tergolong baik. Namun, ditemukan sejumlah kasus gangguan penglihatan pada siswa SMP dan SMA, anemia pada remaja putri, serta karies gigi pada siswa SD. Sementara hasil skrining anemia masih menunggu uji laboratorium lebih lanjut.
“Untuk anak di luar sekolah, layanan pemeriksaan bisa diakses melalui Puskesmas atau kegiatan komunitas. Kita ingin seluruh anak usia sekolah mendapat manfaat program ini,” pungkas Ati.
Program ini diharapkan tidak hanya berdampak pada peningkatan kesehatan anak-anak, tetapi juga membangun budaya sadar kesehatan sejak dini di lingkungan sekolah dan keluarga. **