JEJAKNARASI.ID, TANGERANG – Oknum kepala SMK Al-Anshor Cirarab, Kabupaten Tangerang kembali menjadi sorotan publik.
Pasalnya, setelah diduga melakukan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), kepala sekolah berinisial NS ini juga diduga melakukan pungutan liar (Pungli) kepada orang tua siswa.
Dari rekaman suara yang diduga NS itu terdengar, jika dia menarik pungutan total Rp3,5 juta per siswa.
Dengan rincian sebagai berikut, foto Ijazah sebesar Rp 150.000, kemudian, Penyusunan Data Ujian Semester Rp 250.000.
Selanjut biaya, Bimbel sebesar Rp 150.000, lalu Try Out 1 senilai Rp 200.000 dan Try Out 2, Rp 200.000.
Ditambah biaya Ujian Kompetensi sebesar Rp 500.000, Bimbel Ujian Kompetensi Rp 150.000 dan terakhir Ujian Akhir sebesar Rp 1.850.000.
Selain itu, dalam rekaman itu juga terdengar keluhan orang tua siswa tentang proses belajar mengajar di sekolah yang dianggapnya tidak rasional lagi.
“Kalau anak-anak rajin belajar, ruang kelas nyaman, anak tidak disuruh belajar di rumah, bayarnya bisa kami usahakan. Tapi kalau dipatok segini jelas memberatkan,” begitu bunyi rekaman suara dari salah satu orng tua siswa. Dikutip, Selasa (7/10/2025).
Bahkan, terdengar pula seorang siswa yang memberanikan diri bertanya kepada NS tentang isu adanya dugaan penyelewengan penggunaan dana BOS yang beredar luas. Mengakibatkan sejumlah guru tidak menerima gaji selama satu tahun lebih.
Mendapat pertanyaan tersebut, NS berkilah membantah adanya penyelewengan dana BOS. Dia juga menyebut, tidak ada guru yang belum dibayarkan haknya.
NS pun meminta kepada para siswa untuk tidak ikut campur persoalan internal sekolah. Tetapi memikirkan bagaimana bisa lulus dan mendapat ijazah.
“Soal penyelewengan dana BOS gak ada itu, Bapak udah ke dinas, lagi di investigasi, jujur aja. Kalian gak perlu tahu, yang penting kalian mah lulus sekolah dapat ijazah,” tegas dalam rekaman.
Sejak kabar dugaan penyelewengan dana BOS dan rekaman ini mencuat ke publik, Jejaknarasi.id mencoba menghubungi NS berulang kali untuk meminta konfirmasi melalui sambungan telepon namun tidak tersambung.
Bahkan Jejaknarasi.id beberapa kali mendatangi rumah dinas yang bersangkutan juga tidak berada di tempat.