JEKAKNARASI.ID.JAKARTA – Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) melaporkan adanya perlambatan Inflasi pada November 2025.
Anggota LPEM FEB UI Teuku Riefky menyebut, Inflasi melambat di angka 2,72% (y.o.y) pada November 2025 dari 2,86% (y.o.y) pada bulan sebelumnya.
Namun demikian, Riefky menilai tingkat inflasi tersebut, masih berada di kisaran atas target Bank Indonesia sebesar 1,5%-3,5%.
“Periode libur akhir tahun yang akan datang berpotensi menambah tekanan inflasi pada akhir 2025,” kata Riefky dalam keterangan tertulisnya Selasa (16/12/1025).
Sementara dari sisi eksternal, Riefky menjelaskan, kombinasi penurunan FFR oleh The Fed dan keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga berhasil mendorong masuknya aliran modal asing ke Indonesia.
“Kondisi ini berdampak pada nilai tukar rupiah menjadi menguat sebesar 0,11% (m.t.m) dalam 30 hari terakhir,” jelasnya.
Meski menunjukkan tren penguatan, kata Riefky, rupiah masih relatif berfluktuasi.
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pihaknya mengusulkan Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga kebijakan level 4,75% pad Rapat Dewan Gubernur terakhir tahun 2025 yang akan datang.
“Namun demikian, BI harus tetap waspada dan siap mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” bebernya.
Menurut Riefky stabilisasi harga pangan menopang moderasi inflas, terbukti inflasi umum menurun pada November 2025 menjadi 2,72% (y.o.y) dari 2,86% (y.o.y) pada bulan sebelumnya
“Inflasi tetap berada di kisaran atas target Bank Indonesia sebesar 1,5%–3,5% dan relatif tinggi dibandingkan awal tahun,” ucapnya.
Sehingga moderasi inflasi pada November terutama didorong oleh berkurangnya tekanan harga pangan.
Seiring dengan upaya stabilisasi pasokan yang mampu mengimbangi kenaikan ringan pada harga yang diatur pemerintah.
“Secara bulanan, inflasi umum juga melambat dari 0,28% (m.t.m) pada Oktober menjadi 0,17% (m.t.m) pada November 2025,” tukasnya
Kondisi ini, lanjut Riefky mencerminkan pelemahan tekanan harga jangka pendek khususnya dari komponen pangan,
Normalisasi harga yang diatur pemerintah, serta dinamika harga eksternal yang masih terkendali
“Sementara, Inflasi inti tercatat stabil pada level 2,36% (y.o.y) pada November, tidak berubah dari bulan sebelumnya,” pungkasnya.
Berikut catatan LPEM FEB UI
1.Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga BI Rate sebesar 4,75%.
2.Inflasi umum turun menjadi 2,72% (y.o.y) pada November, dipengaruhi tekanan harga makanan yang lebih rendah di tengah upaya stabilisasi dan normalisasi harga-harga diatur.
3.Investor asing mencatatkan arus masuk portofolio bersih sebesar USD0,75 miliar sejak pertengahan November, dipengaruhi pemotongan suku bunga the Fed dan keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga pada bulan lalu.**









