JEJAKNARASI.ID. JAKARTA – Anggota Komisi XIII DPR RI Maruli Siahaan mendesak pemerintah pusat dan daerah memperkuat langkah penanganan bencana menyusul banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara.
Ia menegaskan bahwa gangguan aktivitas masyarakat sudah meluas dan membutuhkan intervensi yang lebih terkoordinasi.
Maruli menjelaskan bahwa laporan yang diterimanya dari rumah aspirasi dan relawan menunjukkan kondisi lapangan masih sangat berat.
“Menurut laporan para relawan, hampir 75 persen warga di titik banjir terendam air hingga lutut bahkan mencapai satu meter,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip dari lama Parlementaria, di Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan bahwa banjir tidak hanya terjadi di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, tetapi juga merendam Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi yang merupakan wilayah dapilnya. Kondisi tersebut disebutnya sangat mengganggu aktivitas harian masyarakat.
Mengenai prosedur penanganan, Maruli memastikan bahwa koordinasi pemerintah daerah telah berjalan.
Ia menyampaikan, pemerintah provinsi, wali kota, BPBD, TNI–Polri, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama sudah turun membantu evakuasi warga dan menyediakan tempat aman sementara.”
Meski demikian, Maruli menilai masih ada kekurangan peralatan dan personel akibat sebagian besar sumber daya awal terfokus pada bencana di Tapanuli Tengah.
Politisi Fraksi Partai Golkar ini juga mengungkapkan bahwa sebagian warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah untuk membersihkan sisa banjir seiring menurunnya curah hujan. Namun ia menilai perlunya evaluasi lanjutan.
“Jika diperlukan, Pemprov Sumut bisa meminta tambahan SAR dari pusat dan saya yakin pemerintah pusat akan segera merespons,” ujarnya.
Selain itu, Maruli menyoroti pentingnya pelayanan kesehatan darurat. Ia menjelaskan dinas kesehatan dan rumah sakit sudah digerakkan membuka pos kesehatan di kecamatan, terutama untuk lansia dan warga yang kelelahan
Kendati demikian, Maruli mengingatkan agar hambatan distribusi bantuan kesehatan dan vitamin akibat akses yang terputus segera diatasi.
Dalam kesempatan itu, Maruli menyebut bahwa relawan dari Rumah Aspirasi Maruli telah diperintahkan untuk melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan warga.
Ia menegaskan bahwa relawan kabupaten hingga kecamatan diminta membangun komunikasi aktif agar bantuan tepat sasaran.
Maruli juga menyampaikan duka cita atas korban jiwa akibat banjir dan longsor. Ia merujuk pada laporan awal yang menyebut puluhan korban meninggal dunia di Medan dan Tapanuli Tengah.
“Saya pribadi merasa prihatin dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga. Semoga kita tabah dan tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan,” ujar Maruli dengan penuh empati.
Ia memastikan seluruh jajaran Pemerintah dan Legislatif juga telah bergerak membantu masyarakat. Menurutnya, kolaborasi pemerintah pusat, daerah, dan elemen masyarakat adalah kunci mempercepat pemulihan.
Kondisi Terkini di Lapangan
Hingga awal pekan ini, banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera Utara masih menyisakan kerusakan signifikan.
Ribuan rumah dilaporkan terdampak, akses transportasi di beberapa daerah sempat terputus, dan ribuan warga membutuhkan bantuan dasar.
Pemerintah daerah telah memulai tahap pembersihan, pemulihan akses, serta penyaluran logistik yang mencakup makanan, perlengkapan darurat, hingga bantuan kesehatan.
Meski cuaca berangsur membaik, otoritas kebencanaan tetap mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir susulan akibat kondisi tanah yang masih labil.**












