JEJAKNARASI.ID, TANGERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA), terus menggenjot pembangunan tandon sebagai infrastruktur pengendali banjir, serta penambahan ruang terbuka hijau (RTH). Salah satu proyek strategis yang tengah digarap adalah pembangunan Tandon Cibadak di Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, yang telah memasuki tahap pertama.
Bupati Tangerang, Maesyal Rasyid, menyampaikan padatnya pemukiman di Kabupaten Tangerang mendorong pemerintah untuk segera menyiapkan infrastruktur pengendali banjir. Salah satunya dengan memanfaatkan fasos dan fasum untuk pembangunan tandon air dan ruang terbuka hijau.
“Saya minta fasos dan fasum seperti tandon ini dijaga bersama. Selain untuk menampung air saat musim hujan, kawasan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau,” ujar Bupati, baru-baru ini.
Kepala DBMSDA Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah, mengatakan, Tandon Cibadak dibangun di atas lahan seluas 2.000 meter persegi, dengan kapasitas tampung sekitar 7.762 meter kubik air. Menurut Iwan, pembangunan tandon ini dilakukan secara bertahap.
“Tahap pertama sudah selesai dan langsung bisa digunakan. Meski kapasitasnya belum optimal, ini sudah membantu menanggulangi banjir di Desa Cibadak dan sekitarnya. Tahap kedua masih menunggu proses pembebasan lahan,” jelasnya.
Iwan menambahkan, tandon ini penting untuk menjaga akses jalan antara Desa Cibadak dan Desa Pasirandu, yang kerap terputus saat banjir besar melanda wilayah Kecamatan Cikupa.
Selain itu, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) juga menargetkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur di 86 titik sepanjang tahun 2025. Proyek tersebut meliputi 73 ruas jalan dan 13 jembatan yang tersebar di 29 kecamatan.
Iwan Firmansyah, mengatakan pembangunan ini difokuskan pada pemeliharaan jalan rusak berat serta pembangunan jembatan baru demi menunjang konektivitas wilayah.
“Kami fokus pada peningkatan akses jalan dan jembatan. Total ada 86 titik pembangunan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang,” ujar Iwan.
Menurutnya, proyek infrastruktur ini akan menggunakan metode konstruksi yang disesuaikan dengan kondisi geografis masing-masing lokasi. Pengerjaan ditargetkan selesai dalam waktu 3 hingga 6 bulan, tergantung cuaca dan kondisi di lapangan.
“Kalau tidak ada hambatan cuaca atau teknis, pengerjaan bisa selesai lebih cepat,” jelasnya. *